Katamso Darmokusumo - Pahlawan Revolusi

Katamso Darmokusumo - Pahlawan Revolusi IndonesiaBrigjen Anumerta Katamso Darmokusumo (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923 – meninggal di Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 42 tahun) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.

Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang terbunuh dalam peristiwa G.30S/PKI, namun ia tidak mengalaminya bersama para jenderal lainnya di Jakarta, melainkan di Jogjakarta, sekalipun dalam hari dan peristiwa yang sama. Selama masa mudanya, beliau menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan tentara Peta di Bogor.

Sesudah proklamasi kemerdekaan, beliau mengikuti TKR yang perlahan lahan berubah menjadi TNI. Selama masa agresi militer belanda, pasukan yang dipimpinnya sering bertempur untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Sesudah pengakuan Kedaulatan, beliau diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah. Pada tahun 1958, terjadilah peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta waktu itu beliau menjabat sebagai Komandan Batalyon “A” Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.

Pada tahun 1963, beliau menjabat sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogkakarta. Untuk menghadapi kegiatan PKI di daerah Solo, beliau aktif membina mahasiswa. Mahasiswa mahasiswa itu diberi pelatihan militer. Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta, disaat terjadi upaya kudeta oleh Partai Komunis Indonesia dengan penculikan para jenderal di Jakarta, G.30 S/PKI pun berhasil menguasai RRI Jogjakarta, Markas Korem 072 dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi.

Pada sore harinya mereka menculik Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono dan membawanya ke daerah Kentungan. Kedua perwira tersebut dipukul dengan kunci mortar dan tubuhnya dimasukan dalam sebuah lubang yang sudah disiapkan. Kedua jenazah baru ditemukan pada tanggal 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak, setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran. Dan pada tanggal 22 Oktober 1965 beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Related Posts:

  • Sudirman - Jenderal Besar Raden SoedirmanJenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentar… Read More
  • Sukarjo Wiryopranoto - Politikus dan DiplomatSukarjo Wiryopranoto (lahir di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, 5 Juni 1903 – meninggal di New York, Amerika Serikat, 23 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Tam… Read More
  • Albertus Soegijapranata - Uskup Katolik JawaMgr. Albertus Soegijapranata, SJ (Ejaan Yang Disempurnakan: Albertus Sugiyapranata; lahir 25 November 1896 – meninggal 22 Juli 1963 pada umur 66 tahun), lebih dikenal dengan nama lahir Soegija, merupakan Vikaris Apostolik Sem… Read More
  • Gatot Soebroto Tokoh Pahlawan Militer IndonesiaJenderal Gatot Soebroto (lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907 – meninggal di Jakarta, 11 Juni 1962 pada umur 54 tahun) adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional … Read More
  • Siti Hartinah - Ibu Tien istri Presiden SoehartoRaden Ayu Siti Hartinah (lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 – meninggal di Jakarta, 28 April 1996 pada umur 72 tahun) adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Purnawirawan Soeharto. Siti Harti… Read More