Biografi 3 Tokoh Pahlawan Bandung Lautan Api

Biografi 3 Tokoh Pahlawan Bandung Lautan ApiBandung Lautan Api merupakan peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, tepatnya pada tanggal 23 Maret 1946. Demi mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka dalam waktu tujuh jam dan meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Dalam peristiwa ini, setidaknya terdapat 3 tokoh yang sangat berjasa dalam menggerakan perlawanan kepada sekutu hingga terjadinya Bandung Lautan Api.

Mohammad Toha merupakan salah satu anggota Barisan Rakyat Indonesia (BRI), Mohammad Toha adalah salah satu komandan pejuang yang ditugaskan dalam misi menghancurkan gudang senjata dan amunisi milik pasukan sekutu. Tokoh pahlawan yang merupakan warga asli Bandung ini berhasil melaksanakan misinya, meski harus mengorbankan nyawanya bersama seorang pejuang lainnya yang bernama Mohammad Ramdan. Pengorbanannya tidak sia-sia, karena setelah peledakan ini, sekutu mengalami kerugian besar dan kehilangan pasokan senjatanya.

Kolonel Abdul Haris Nasution merupakan komandan divisi III dari Tentara Rakyat Indonesia (TRI) atau yang saat ini disebut sebagai TNI. Ia berperan besar dalam pengambilan keputusan peristiwa Bandung Lautan Api, setelah sekutu memberikan ultimatum. Kolonel A.H. Nasution bersama para pejuang lainnya tidak rela jika Bandung dimanfaatkan oleh pihak sekutu. Melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoeangan Priangan (MP3), dihadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, Kolonel A.H. Nasution mengumumkan hasil musyawarah dan memerintahkan evakuasi kota Bandung. Hari itu juga, penduduk Bandung membakar rumah mereka dan meninggalkan kota Bandung.

Mayor Rukana merupakan komandan Polisi Militer Bandung, Mayor Rukana adalah sosok dibalik ide peristiwa Bandung Lautan Api. Saat musyawarah bersama Kolonel A.H Nasution dan para pejuang lainnya, awalnya Rukana berpendapat untuk melawan dengan meledakkan terowongan Sungai Citarum yang ada di Rajamandala agar sungai meluap dan membuat Bandung menjadi lautan air. Namun karena Mayor Rukana mengatakannya dengan emosi yang meluap-luap, ia malah salah menyebut lautan air dan menjadi lautan api.