Bagindo Azizchan - Wali Kota Padang Kedua

Bagindo Azizchan - Wali Kota Padang KeduaBagindo Azizchan (lahir di Padang, 30 September 1910 – meninggal di Padang, 19 Juli 1947 pada umur 36 tahun) merupakan Wali Kota Padang kedua setelah kemerdekaan, yang dilantik pada tanggal 15 Agustus 1946 menggantikan Mr. Abubakar Jaar. Ia meninggal dalam usia 36 tahun setelah terlibat dalam sebuah pertempuran melawan Belanda. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia telah disematkan kepadanya pada 9 November 2005.

Wali kota Padang ke-2
Masa jabatan 1946 – 1947
Didahului oleh Mr. Abubakar Jaar
Digantikan oleh Said Rasad

Informasi pribadi
Lahir 30 September 1910 Padang
Meninggal 19 Juli 1947 (umur 36) Padang
Kebangsaan Indonesia
Suami/istri Zaora Oesman
Profesi Pengajar
Agama Islam

Lahir pada 30 September 1910, Bagindo Azizchan mengenyam pendidikan HIS di Padang, MULO di Surabaya, dan AMS di Batavia. Tamat dari AMS dan sempat dua tahun duduk di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS), ia sempat membuka praktik pengacara dan aktif di beberapa organiasi, di antaranya sebagai anggota pengurus Jong Islamieten Bond di bawah pimpinan Agus Salim. Kembali ke kampung halamannya pada tahun 1935, ia mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah di Padang dan berkali-kali pindah mengajar ke luar kota. Ia sempat aktif di Persatuan Muslim Indonesia (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada 24 Januari 1946 dan pada 15 Agustus 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan Mr. Abubakar Jaar, yang pindah tugas menjadi residen di Sumatera Utara.

Di tengah situasi pasca-kedatangan Sekutu di Padang pada 10 Oktober 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan militer Belanda yang berada di belakang tentara Sekutu.[2] Ia terus melakukan perlawanan dengan menerbitkan surat kabar perjuangan yang bernama Republik Indonesia Jaya, bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal 19 Juli 1947.[3] Menurut hasil visum (yang dilakukan di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo, Ganting sekarang), ia meninggal karena terkena benda tumpul dan terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya.

Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Azizchan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah monumen berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan Jalan Gajah Mada dan Jalan Jhoni Anwar, Kampung Olo, Nanggalo. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Azizchan oleh Wali Kota Padang Syahrul Ujud pada 19 Juli 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu Simpang Tinju. Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks Museum Adityawarman, hasil karya pelukis Wisran Hadi dan pemahat Arby Samah.

Related Posts:

  • Biografi Aisyah Aminy - Singa Betina dari SenayanHj. Aisyah Aminy, SH (lahir 1 Desember 1931) adalah politikus dan pejuang gender asal Indonesia. Ia merupakan anggota DPR RI/MPR RI sejak tahun 1977 hingga tahun 2004 mewakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Aisyah merupa… Read More
  • Lafran Pane Pendiri Himpunan Mahasiswa IslamLafran Pane (lahir di Padang Sidempuan, 5 Februari 1922 – meninggal 25 Januari 1991 pada umur 68 tahun) dikenal sebagai salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tanggal 5 Februari 1947.[1] Perihal perannya dalam… Read More
  • Profil Tan Malaka - Pahlawan Pendiri Partai MurbaTan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 tah… Read More
  • Aisyah Dahlan Ketua Muslimat Nahdlatul UlamaAisyah Dahlan (lahir di Pariaman, Sumatera Barat, 27 April 1920; umur 98 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan, ulama, pengajar dan politisi Indonesia. Ia pernah aktif sebagai anggota Konstituante, anggota MPRS, dan juga … Read More
  • Mohammad Hatta - Wakil Presiden IndonesiaDr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Mohammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980… Read More