Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bendera merah putih dikibarkan oleh tiga orang petugas. Berikut ini tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama kali pada 17 Agustus 1945.
1. RM Abdul Latief Hendraningrat lahir 15 Februari 1911 di Jakarta merupakan prajurit Pembela Tanah Air (PETA). Latief merupakan golongan muda yang menyakinkan Soekarno dan Hatta untuk mempercepat kemerdekaan Indonesia di peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Latief banyak belajar tentang dunia kemiliteran di PETA pada masa pendudukan Jepang. Dia komando kompi dengan pangkat Sudanco. Latief berperan sebagai pengibar bendera merah putih pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada 17 Agustus 1945. Latief merupakan komandan Komando Kota pada tahun 1948 dikala Belanda menyerbu Jogyakarta. Latief juga merupakan perumus taktik Serangan Umum 1 Maret 1949. Beliau meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1983 di Jakarta dalam usia 72 tahun.
2. Suhud Sastro Kusumo yang lahir pada tahun 1920 adalah anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang. Tiga hari menjelang pembacaan teks proklamasi, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945, Suhud diminta menjaga keluarga Soekarno dari segala ancaman. Suhud tidak menaruh curiga pada Soekarni dan Chairul Saleh yang membawa Soekarno dalam peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Saat Soekarno pulang pada malam harinya, Suhud diminta untuk mempersiapkan pengibaran bendera merah putih. Pada upacara bendera di Jalan Pegangsaan Timur 56 pada 17 Agustus 1945, Suhud Sastro Kusumo bertugas membentangkan bendera merah putih yang pertama. Suhud meninggal dunia pada tahun 1986 dalam usia 66 tahun.
3. Surastri Kusumo Trimurti yang lahir pada tanggal 11 Mei 1912 di Boyolali, Jawa Tengah merupakan satu-satunya perempuan yang berperan dalam pengibaran bendera pertama. SK Trimurti adalah guru sekolah dasar yang memiliki pendidikan lengkap hingga menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dalam masa pergerakan, SK Trimurti juga berperan aktif dalam Partai Indonesia (Partindo). SK Trimurti kritis melalui tulisannya untuk berjuang melawan pemerintah kolonial. SK trimurti pernah dipenjara karena membuat leaflet yang berisikan ujaran antikolonialisme.
Setelah keluar dari penjara, SK Trimurti menikah dengan Sayuti Melik yang mendirikan Koran Pesat di Semarang, yang pernah dibredel oleh pemerintah Jepang. Suaminya Sayuti Melik adalah tokoh yang mengetik naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. SK Trimurti sendiri diminta Soekarno sebagai pengerek bendera, namun permintaan Soekarno ditolaknya karena pengerek bendera harus dilakukan oleh seorang prajurit. Akhirnya SK Trimurti berperan sebagai pembawa bendera pada pengibaran bendera merah putih pertama kali tersebut. Demikian sekelumit biografi 3 Tokoh Pengibar Bendera Merah Putih Pertama Kali pada 17 Agustus 1945. Formasi 3 orang pengibar bendera yang terdiri dari 2 laki laki dan 1 perempuan tersebut masih digunakan hingga saat ini. Merdeka.