Sukarjo Wiryopranoto - Politikus dan Diplomat

Sukarjo Wiryopranoto - Persatuan Bangsa IndonesiaSukarjo Wiryopranoto (lahir di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, 5 Juni 1903 – meninggal di New York, Amerika Serikat, 23 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia. Tamatan Sekolah Hukum tahun 1923 ini kemudaian bekerja di Pengadilan Negeri di beberapa kota sampai akhirnya mendirikan sendiri kantor pengacara "Wisnu" di Malang, Jawa Timur. Sukardjo menjadi anggota Volksraad pada tahun 1931. Selain itu bersama Dr. Soetomo ia mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Ia juga pernah menjabat sebagai Perwakilan Tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sampai akhir hayatnya. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Sukardjo Wiryopranoto lahir di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal 5 Juni 1903. Ia merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia yang berangkat dari latar belakang Sekolah Hukum yang tamat pada tahun 1923. Setamat sekolah hukum, ia mengawali karirnya dengan mengabdi pada Pengadilan Negeri di beberapa kota dan kemudian pada tahun 1929, ia mendirikan kantor pengacara “Wisnu” di Malang, Jawa Timur. Ia juga sempat menjadi Wakil Walikota Malang yang merangkap sebagai anggota Dewan Provinsi, sekaligus diangkat menjadi pengacara pada Pengadilan Tinggi Surabaya.

Pengalamannya bekerja di pengadilan dan pengacara menambah kemahirannya dalam melakukan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jalur politik dan diplomat. Seiring dengan itu, Sukardjo menjadi anggota Volksraad pada tahun 1931 dan bersama Dr. Soetomo ia mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Menyusul pada zaman pendudukan Jepang, Sukardjo memimpin beberapa media massa. Aktif di bidang politik membuatnya semakin dekat dengan masyarakat. Melihat banyak pemuda yang tidak punya keahlian, maka untuk membina para pemuda, pada tahun 1934 ia membuat suatu gagasan dengan mendirikan Perkampungan Kerja. Dalam perkampungan itu, para pemuda dilatih menjadi ahli kayu, ahli besi, ahli pertanian, dan lain-lain.

Pada masa pendudukan Jepang, ia giat bergerak di bidang kewartawanan, memimpin surat kabar Asia Raya. Kegiatan itu dilanjutkan sesudah Indonesia merdeka dengan turut membina majalah Mimbar Indonesia. Kegiatan di bidang politik meningkat sejak tahun 1936 setelah ia menjadi anggota Partai wartawan, GuruIndonesia Raya (Parindra). Sebagai anggota Parindra, ia sering berkunjung ke daerah-daerah, antara lain ke beberapa kota di Sumatera. Dalam sidang Volksraad tahun 1937, ia mengajukan mosi agar orang-orang Indonesia diberi kesempatan untuk menjadi walikota. Mosi itu didukung oleh sebagian besar anggota Volksraad, tetapi ditolak oleh Pemerintah Belanda.

Di samping aktif dalam Parindra, ia aktif pula sebagai sekretaris Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Pada 22 Agustus 1940, Sukarjo menyampaikan seruan Gapi yang menuntut agar di Indonesia dibentuk parlemen, dan pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen. Kegiatan di bidang politik dimulai kembali sesudah pengakuan kedaulatan. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Duta Besar Rl di Vatikan, Duta Besar Luar Biasa untuk Italia dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Rakyat Cina. Pada tahun 1962 ia diangkat menjadi Wakil Tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam jabatan itu ia berusaha mempengaruhi negara-negara lain agar membantu perjuangan Indonesia membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda.

Kala itu, ia juga sangat berjasa membantu pemerintahan Indonesia mencari dukungan negara lain dalam rangka pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda. Setelah kemerdekaan, ia menjadi Duta Besar RI di beberapa negara dan terakhir bertugas sebagai wakil tetap Republik Indonesia di PBB. SukardjoWafat pada tanggal 23 Oktober 1962 di New York kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Atas jasa-jasanya kepada negara, Sukarjo Wiryopranoto dianugerahi gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 342 Tahun 1962, tanggal 29 Oktober 1962.